Wednesday, October 5, 2011

CMMI


Capability Maturity Model Integration (CMMI)


Latar Belakang CMMI

Tujuan awal dirumuskannya CMMI adalah untuk mendukung proses tender di lingkungan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US-DoD). Mereka ingin memiliki sistem penilaian terhadap semua vendor yang mengajukan proposal. Untuk itu dirumuskanlah sistem penilaian vendor berupa Maturity Level (Maturity Level).



Maturity Level di CMMI ada 5, mulai dari yang terendah Maturity Level 1 hingga Maturity Level 5. Bila perusahaan telah mencapai Maturity Level-5, maka perusahaan tersebut bisa ikut dalam tender proyek software Rudal Patriot. Tidak terlalu dijelaskan apa itu Rudal Patriot. Setiap Maturity Level memiliki seperangkat Process Area yaitu Generic Practices (GP) dan Specific Practices (SP) yg harus dipenuhi agar perusahaan berhak menggunakan titel Maturity Level tersebut. Sebagai contoh, bila perusahaan ingin lulus Maturity Level-2, maka perusahaan harus mengimplementasikan 7 process area. Untuk mencapai Maturity Level-3,
perusahaan harus mengimplementasikan 7 process area dari Maturity Level-2 ditambah dengan 11 process area dari Maturity Level-3. Demikian seterusnya, sehingga Maturity Level-5 yang sudah mengimplementasikan 22 process area.
Bila perusahaan sama sekali belum mengimplementasikan apa-apa, perusahaan dikategorikan sebagai Maturity Level-1. Level ini diadakan sebagai hiburan bagi perusahaan yang sudah ikut SCAMPI Class A, tapi tidak lulus bahkan di Maturity Level-2.
CMMI

Capability Maturity Model Integration (CMMI) merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan sel

anjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.
CMMI memiliki 4 aturan yang dapat disesuaikan menurut organisasisoftw are, yakni: System Engineering(SE), Software Engineering(SW ), Integrated Product and Process Development (IPPD), dan Supplier Sourcing (SS).

CMMI terdiri dari rangkaian practices. Dalam rangkaian practices ini ada rambu-rambu atau rekomendasi yang dapat diikuti. Practices dalam CMMI dibagi menjadi dua, yaitu Generic Practices (GP) dan Specific Practices (SP). Bila kita sudah mengimplementasikan practices dengan sempurna, kita dianggap sudah memenuhi Goals. Sama seperti practices, ada Generic Goals (GG) dan Specific Goals (SG). SG dan SP dikelompokkan menjadi Process
Area (PA). Total ada 22 Process Area dalam CMMI for Development versi 1.2. 22 Process Area tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah


Gambar 1. Process Area CMMI ver. 1.2 (sumber: Wikipedia)

Manajemen Persyaratan (REQM, Requirements Management)
SG 1 Mengelola Persyaratan
§ SP 1.1 Memperoleh Pemahaman terhadap Persyaratan
§ SP 1.2 Memperoleh Komitmen terhadap Persyaratan
§ SP 1.3 Mengelola Perubahan Persyaratan
§ SP 1.4 Memelihara Keterlacakan Dua Arah dari Persyaratan
§ SP 1.5 Mengidentifikasi Ketidakkonsistenan antara Pekerjaan Proyek dan Persyaratan
Perencanaan Proyek (PP, Project Planning)
SG 1 Membangun Estimasi
§ SP 1.1 Mengestimasi Lingkup Proyek
§ SP 1.2 Membangun Estimasi Hasil Kerja dan Atribut Tugas
§ SP 1.3 Mendefinisikan Proyek Siklus Hidup
§ SP 1.4 Menentukan Estimasi Kerja dan Biaya
SG 2 Mengembangkan Rencana Proyek
§ SP 2.1 Membangun Anggaran dan Jadwal
§ SP 2.2 Mengidentifikasi Risiko Proyek
§ SP 2.3 Merencanakan Data Manajemen
§ SP 2.4 Merencanakan Sumber Daya Proyek
§ SP 2.5 Merencanakan Pengetahuan dan Ketrampilan yang Dibutuhkan
§ SP 2.6 Merencanakan Keterlibatan Pemangku Kepentingan
§ SP 2.7 Membangun Rencana Proyek
SG 3 Memperoleh Komitmen terhadap Rencana
§ SP 3.1 Meninjau Rencana yang Berdampak terhadap Proyek
§ SP 3.2 Merekonsiliasi Tingkat Pekerjaan dan Sumber Daya
§ SP 3.3 Memperoleh Komitmen terhadap Rencana
Pengawasan dan Pengendalian Proyek (PMC, Project Monitoring and Control)
SG 1 Mengawasi Proyek terhadap Rencana
§ SP 1.1 Mengawasi Parameter Perencanaan Proyek
§ SP 1.2 Mengawasi Komitmen
§ SP 1.3 Mengawasi Risiko Proyek
§ SP 1.4 Mengawasi Manajemen Data
§ SP 1.5 Mengawasi Keterlibatan Pemangku Kepentingan
§ SP 1.6 Mengadakan Tinjauan Kemajuan
§ SP 1.7 Mengadakan Tinjauan Tenggat
SG 2 Mengelola Tindakan Korektif sampai Penutupan
§ SP 2.1 Menganalisis Persoalan
§ SP 2.2 Mengambil Tindakan Korektif
§ SP 2.3 Mengelola Tindakan Korektif
Manajemen Kesepakatan Pemasok (SAM, Supplier Agreement Management)
SG 1 Membangun Pemasok Kesepakatan
§ SP 1.1 Menentukan Tipe Pengadaan
§ SP 1.2 Memilih Pemasok
§ SP 1.3 Membangun Kesepakatan Pemasok
SG 2 Memenuhi Kesepakatan Pemasok
§ SP 2.1 Menjalankan Kesepakatan Pemasok
§ SP 2.2 Mengawasi Proses Terpilih Pemasok
§ SP 2.3 Mengevaluasi Hasil Kerja Terpilih Pemasok
§ SP 2.4 Menerima Produk yang Diperoleh
§ SP 2.5 Mentransisikan Produk
Pengukuran dan Analisis (MA, Measurement and Analysis)
SG 1 Menyelaraskan Kegiatan Pengukuran dan Analisis
§ SP 1.1 Membangun Sasaran Pengukuran
§ SP 1.2 Menentukan Ukuran
§ SP 1.3 Menentukan Pengumpulan Data dan Prosedur Penyimpanan
§ SP 1.4 Menentukan Prosedur Analisis
SG 2 Menyediakan Hasil Pengukuran
§ SP 2.1 Mengumpulkan Data Pengukuran
§ SP 2.2 Menganalisis Data Pengukuran
§ SP 2.3 Menyimpan Data dan Hasil
§ SP 2.4 Mengkomunikasikan Hasil
Penjaminan Kualitas Proses dan Produk (PPQA, Process and Product Quality Assurance)
SG 1 Mengevaluasi Proses dan Hasil Kerja secara Objektif
§ SP 1.1 Mengevaluasi Proses secara Objektif
§ SP 1.2 Mengevaluasi Hasil Kerja dan Layanan secara Objektif
SG 2 Menyediakan Wawasan Objektif
§ SP 2.1 Mengkomunikasikan dan Memastikan Resolusi Persoalan Ketidakpatuhan
§ SP 2.2 Membangun Rekaman
Manajemen Konfigurasi (CM, Configuration Management)
SG 1 Membangun Basis
§ SP 1.1 Mengidentifikasi Item Konfigurasi
§ SP 1.2 Membangun Sistem Manajemen Konfigurasi
§ SP 1.3 Membuat atau Merilis Basis
SG 2 Melacak dan Mengendalikan Perubahan
§ SP 2.1 Melacak Permintaan Perubahan
§ SP 2.2 Mengendalikan Item Konfigurasi
SG 3 Membangun Integritas
§ SP 3.1 Membangun Rekaman Manajemen Konfigurasi
§ SP 3.2 Melaksanakan Audit Konfigurasi
Pengembangan Persyaratan (RD, Requirements Development)
SG 1 Mengembangkan Persyaratan Pelanggan
§ SP 1.1 Menggali Kebutuhan
§ SP 1.2 Mengembangkan Persyaratan Pelanggan
SG 2 Mengembangkan Persyaratan Produk
§ SP 2.1 Membangun Persyaratan Produk dan Komponen Produk
§ SP 2.2 Mengalokasikan Persyaratan Komponen Produk
§ SP 2.3 Mengidentifikasi Persyaratan Antarmuka
SG 3 Menganalisis dan Memvalidasi Persyaratan
§ SP 3.1 Membangun Konsep dan Skenario Operasi
§ SP 3.2 Membangun Definisi Fungsi yang Disyaratkan
§ SP 3.3 Menganalisis Persyaratan
§ SP 3.4 Menganalisis Persyaratan untuk Mencapai Keseimbangan
§ SP 3.5 Memvalidasi Persyaratan
Solusi Teknis (TS, Technical Solution)
SG 1 Memilih Solusi Komponen Produk
§ SP 1.1 Mengembangkan Solusi Alternatif dan Kriteria Pemilihan
§ SP 1.2 Memilih Solusi Komponen Produk
SG 2 Mengembangkan Desain
§ SP 2.1 Mendesain Produk atau Komponen Produk
§ SP 2.2 Membangun Paket Data Teknis
§ SP 2.3 Mendesain Antarmuka Menggunakan Kriteria
§ SP 2.4 Melaksanakan Analisis Buat, Beli, atau Pakai Ulang
SG 3 Menerapkan Desain Produk
§ SP 3.1 Menerapkan Desain
§ SP 3.2 Mengembangkan Dokumentasi Pendukung Produk
Integrasi Produk (PI, Product Integration)
SG 1 Menyiapkan Integrasi Produk
§ SP 1.1 Menentukan Urutan Integrasi
§ SP 1.2 Membangun Lingkungan Integrasi Produk
§ SP 1.3 Membangun Prosedur dan Kriteria Integrasi Produk
SG 2 Memastikan Kompatibilitas Antarmuka
§ SP 2.1 Meninjau Deskripsi Kelengkapan Antarmuka
§ SP 2.2 Mengelola Antarmuka
SG 3 Mengumpulkan Komponen Produk dan Menyerahkan Produk
§ SP 3.1 Mengonfirmasikan Kesiapan Komponen Produk untuk Integrasi
§ SP 3.2 Mengumpulkan Komponen Produk
§ SP 3.3 Mengevaluasi Komponen Produk yang Dikumpulkan
§ SP 3.4 Memaketkan dan Menyerahkan Produk dan Komponen Produk
Verifikasi (VER, Verification)
SG 1 Menyiapkan Verifikasi
§ SP 1.1 Memilih Hasil Kerja untuk Diverifikasi
§ SP 1.2 Membangun Lingkungan Verifikasi
§ SP 1.3 Membangun Prosedur dan Kriteria Verifikasi
SG 2 Melaksanakan Penilaian Sejawat
§ SP 2.1 Menyiapkan Penilaian Sejawat
§ SP 2.2 Mengadakan Penilaian Sejawat
§ SP 2.3 Menganalisis Data Penilaian Sejawat
SG 3 Memeriksa Hasil Kerja Terpilih
§ SP 3.1 Melaksanakan Verifikasi
§ SP 3.2 Menganalisis Hasil Verifikasi
Validasi (VAL, Validation)
SG 1 Menyiapkan Validasi
§ SP 1.1 Memilih Produk untuk Divalidasi
§ SP 1.2 Membangun Lingkungan Validasi
§ SP 1.3 Membangun Prosedur dan Kriteria Validasi
SG 2 Memvalidasi Produk atau Komponen Produk
§ SP 2.1 Melaksanakan Validasi
§ SP 2.2 Menganalisis Hasil Validasi
Fokus Proses Organisasi (OPF, Organizational Process Focus)
SG 1 Menentukan Peluang Perbaikan Proses
§ SP 1.1 Membangun Kebutuhan Proses Organisasi
§ SP 1.2 Menilai Proses Organisasi
§ SP 1.3 Mengidentifikasi Perbaikan Proses Organisasi
SG 2 Merencanakan dan Menerapkan Perbaikan Proses
§ SP 2.1 Membangun Rencana Tindakan Proses
§ SP 2.2 Menerapkan Rencana Tindakan Proses
SG 3 Menerapkan Aset Proses Organisasi dan Memasukkan Hasil Pengajaran
§ SP 3.1 Menerapkan Aset Proses Organisasi
§ SP 3.2 Menerapkan Proses Standar
§ SP 3.3 Mengawasi Implementasi
§ SP 3.4 Memasukkan Pengalaman Terkait Proses ke dalam Aset Proses Organisasi
Definisi Proses Organisasi (OPD, Organizational Process Definition) +IPPD
SG 1 Membangun Aset Proses Organisasi
§ SP 1.1 Membangun Proses Standar
§ SP 1.2 Membangun Deskripsi Model Siklus Hidup
§ SP 1.3 Membangun Kriteria dan Pedoman Penyesuaian
§ SP 1.4 Membangun Repositori Pengukuran Organisasi
§ SP 1.5 Membangun Pustaka Aset Proses Organisasi
§ SP 1.6 Membangun Standar Lingkungan Kerja
Penambahan IPPD:
SG 2 Menerapkan Manajemen IPPD
§ SP 2.1 Membangun Mekanisme Pemberdayaan
§ SP 2.2 Membangun Aturan dan Pedoman untuk Tim Terintegrasi
§ SP 2.3 Menyeimbangkan Tanggung Jawab Tim dan Organisasi
Pelatihan Organisasi (OT, Organizational Training)
SG 1 Membangun Kapabilitas Pelatihan Organisasi
§ SP 1.1 Membangun Kebutuhan Pelatihan Strategis
§ SP 1.2 Menentukan Kebutuhan Pelatihan yang Merupakan Tanggung Jawab Organisasi
§ SP 1.3 Membangun Rencana Taktis Pelatihan Organisasi
§ SP 1.4 Membangun Kapabilitas Pelatihan
SG 2 Menyediakan Pelatihan yang Dibutuhkan
§ SP 2.1 Memberikan Pelatihan
§ SP 2.2 Membangun Rekaman Pelatihan
§ SP 2.3 Menilai Efektivitas Pelatihan
Manajemen Proyek Terintegrasi (IPM, Integrated Project Management) +IPPD
SG 1 Menggunakan Proses Terdefinisi dari Proyek
§ SP 1.1 Membangun Proses Terdefinisi dari Proyek
§ SP 1.2 Menggunakan Aset Proses Organisasi untuk Perencanaan Kegiatan Proyek
§ SP 1.3 Membangun Lingkungan Kerja Proyek
§ SP 1.4 Mengintegrasikan Rencana
§ SP 1.5 Mengelola Proyek Menggunakan Rencana Terintegrasi
§ SP 1.6 Berkontribusi untuk Aset Proses Organisasi
SG 2 Berkoordinasi dan Berkolaborasi dengan Pemangku Kepentingan yang Relevan
§ SP 2.1 Mengelola Keterlibatan Pemangku Kepentingan
§ SP 2.2 Mengelola Ketergantungan
§ SP 2.3 Memecahkan Persoalan Koordinasi
Tambahan IPPD:
SG 3 Menerapkan Prinsip IPPD
§ SP 3.1 Membangun Visi Bersama Proyek
§ SP 3.2 Membangun Struktur Tim Terintegrasi
§ SP 3.3 Mengalokasikan Persyaratan ke Tim Terintegrasi
§ SP 3.4 Membangun Tim Terintegrasi
§ SP 3.5 Memastikan Kolaborasi antara Tim Terkait
Manajemen Risiko (RSKM, Risk Management)
SG 1 Menyiapkan Manajemen Risiko
§ SP 1.1 Menentukan Sumber dan Kategori Risiko
§ SP 1.2 Mendefinisikan Parameter Risiko
§ SP 1.3 Membangun Strategi Manajemen Risiko
SG 2 Mengidentifikasi dan Menganalisis Risiko
§ SP 2.1 Mengidentifikasi Risiko
§ SP 2.2 Mengevaluasi, Mengkategorikan, dan Memprioritaskan Risiko
SG 3 Memitigasi Risiko
§ SP 3.1 Mengembangkan Rencana Mitigation Risiko
§ SP 3.2 Menerapkan Rencana Mitigation Risiko
Analisis dan Resolusi Keputusan (DAR, Decision Analysis and Resolution)
SG 1 Mengevaluasi Alternatif
§ SP 1.1 Membangun Pedoman untuk Analisis Keputusan
§ SP 1.2 Membangun Kriteria Evaluasi
§ SP 1.3 Mengidentifikasi Solusi Alternatif
§ SP 1.4 Memilih Metode Evaluasi
§ SP 1.5 Mengevaluasi Alternatif
§ SP 1.6 Memilih Solusi
Kinerja Proses Organisasi (OPP, Organizational Process Performance)
SG 1 Membangun Basis dan Model Kinerja
§ SP 1.1 Memilih Proses
§ SP 1.2 Membangun Ukuran Kinerja Proses
§ SP 1.3 Membangun Sasaran Kualitas dan Kinerja Proses
§ SP 1.4 Membangun Basis Kinerja Proses
§ SP 1.5 Membangun Model Kinerja Proses
Manajemen Proyek Kuantitatif (QPM, Quantitative Project Management)
SG 1 Mengelola Proyek Secara Kuantitatif
§ SP 1.1 Membangun Sasaran Proyek
§ SP 1.2 Menyusun Proses Terdefinisi
§ SP 1.3 Memilih Subproses yang Akan Dikelola Secara Statistik
§ SP 1.4 Mengelola Proyek Kinerja
SG 2 Mengelola Kinerja Subproses Secara Statistik
§ SP 2.1 Memilih Ukuran dan Teknik Analitik
§ SP 2.2 Menerapkan Metode Statistik untuk Memahami Variasi
§ SP 2.3 Mengawasi Kinerja Subproses Terpilih
§ SP 2.4 Merekam Data Manajemen Secara Statistik
Inovasi dan Penerapan Organisasi (OID, Organizational Innovation and Deployment)
SG 1 Memilih Perbaikan
§ SP 1.1 Mengumpulkan dan Menganalisis Proposal Perbaikan
§ SP 1.2 Mengidentifikasi dan Menganalisis Inovasi
§ SP 1.3 Perbaikan Percontohan
§ SP 1.4 Memilih Perbaikan untuk Diterapkan
SG 2 Menerapkan Perbaikan
§ SP 2.1 Merencanakan Penerapan
§ SP 2.2 Mengelola Penerapan
§ SP 2.3 Mengukur Dampak Perbaikan
Analisis dan Resolusi Penyebab (CAR, Causal Analysis and Resolution)
SG 1 Menentukan Penyebab Kecacatan
§ SP 1.1 Memilih Data Kecacatan untuk Analisis
§ SP 1.2 Menganalisis Penyebab
SG 2 Menangani Penyebab Kecacatan
§ SP 2.1 Menerapkan Proposal Tindakan
§ SP 2.2 Mengevaluasi Dampak Perubahan
§ SP 2.3 Merekam Data

Saat ini versi CMMI terbaru adalah 1.2. Namun, November 2010 mendatang, CMMI versi 1.3 akan dirilis.

CMMI vs. ISO

Perbedaan CMMI dan ISO terletak pada ketelitiannya. Bila kita ingin perusahaan kita mendapat sertifikasi ISO, perusahaan kita harus memiliki Standard O
perating Procedure (SOP) yang tertulis. Kemudian kita harus membuktikan pada badan sertifikasi bahwa SOP tersebut kita jalankan dengan baik. Apa saja yang kita tulis dalam SOP bebas terserah kita. ISO tidak mengatur sampai ke tingkat itu.

Berbeda dengan CMMI, selain kita punya SOP, dia punya aturan khusus tentang isi SOP. Misalnya, kalau kita melakukan analisa kebutuhan (requirement gathering), ada beberapa aturan yang harus diikuti, misalnya:

Pernyataan kebutuhan user harus dicatat
Pernyataan kebutuhan harus dikonfirmasi ke user
kebutuhan harus disetujui kedua pihak
Kalau ada perubahan, harus dicatat

Antara kebutuhan dan software yang dideliver, harus bisa dilacak bolak-balik
Singkatnya, jika perusahaan telah lulus ISO, belum tentu perusahaan tersebut lulus CMMI. Sebaliknya, perusahaan telah lulus CMMI, besar kemungkinan perusahaan tersebut akan langsung lulus ISO bila mengikut sertifikasinya.

Keuntungan CMMI

Beberapa keuntungan yang diperoleh saat perusahaan menerapkan CMMI:

Penilaian studi kualitas (assessing) atas proses kematangan (maturity) terkini.
Meningkatkan kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan mengikuti pendekatan best-practice.
Digunakan dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi lainnya.
Meningkatkan produktivitas dan menekan resiko proyek.
Menekan resiko dalam pengembangan perangkat lunak.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
Mempunyai fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
Tersedianya “Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.


Stage-stage dalam CMMI

Maturity Level dalam CMMI

Model CMMI menempatkan organisasi pada lima level proses maturity yang memiliki indikasi kenyamanan dan kualitas produk. Lima level tersebut adalah :
Maturity level 1 – Initialized
Pada ML1 ini proses biasanya berbentuk ad hoc. Sukses pada level ini didasarkan pada kerja keras dan kompetensi yang tinggi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut atau dapat juga dikatakan perusahaan ini belum menjalankan tujuan dan sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI.

Maturity level 2 – Managed.
Pada ML2 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan dengan proses-proses yang terjadi saling menyesuaikan diri agar dapat diambil kebijakan. Setiap orang yang berada pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk mengerjakan tugas masing-masing. Setiap orang terlibat aktif pada proses yang membutuhkan. Setiap aktivitas dan hasil pekerjaan berupa memonitor, mengontrol, meninjau, serta mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.

Maturity level 3 – Defined.
Pada ML3 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2 dan Level 3. Proses dicirikan dengan terjadinya penyesuaian dari kumpulan proses standar sebuah organisasi menurut pedoman-pedoman pada organisasi tersebut, menyokong hasil kerja, mengukur, dan proses menambah informasi lain menjadi milik organisasi.

Maturity level 4 – Quantitatively Managed.
Pada ML4 ini, sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada pada Level 2, 3, dan 4. Proses yang terjadi dapat terkontrol dan ditambah menggunakan ukuran-ukuran dan taksiran kuantitatif. Sasaran kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses ditetapkan dam digunakan sebagai kreteria dalam manajemen proses.

Maturity level 5 – Optimizing.
Pada ML5 ini suatu organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada di Level 2, 3, 4, dan 5. ML5 fokus kepada peningkatan proses secara berkesinambungan melalui inovasi teknologi.

Perusahaan Internasional yang mengimplementasikan CMMI:

Huawei (CMMI Level 5)

Litbang di Huawei menjadi bagian terpenting dari industri teknologi baik software maupun hardware. Inilah yang membuat Huawei terbukti responsif terhadap kebutuhan masa depan dan masa kini pelanggan. Investasi di area ini penting untuk terus-menerus mengembangkan teknologi, solusi dan layanan yang tujuan akhirnya adalah memaksimalkan keuntungan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Pada akhir September 2008, sekitar 44% dari total 96.800 karyawan Huawei terlibat dalam R&D. Sebagai bagian terintegrasi dari keseluruhan proses, Huawei menanamkan kembali 10% pendapatan dari hasil penjualannya untuk riset dan pengembangan di mana 10% tersebut diarahkan untuk mendanai pengembangan berbagai teknologi mutakhir dan teknologi dasar setiap tahunnya.

Perusahaan Internasional lainnya yang meraih level maturity 5 adalah Toshiba, NASA dan ATSI (The Association of Thai Software Industry).

No comments: